Home Style

Gresik United

Latest News

Carousel

Slideshow

Category 1

Category 2

Category 3

Category 4

Category 5

Sabtu, 17 Desember 2011

Gresik United DU Pulangkan Camara

Seleksi yang digelar tim Gresik United (GU) divisi utama atau DU versi PSSI memakan korban legiun asing. Setelah mengikuti latihan selama satu hari memulangkan stopper asingnya yakni Camara Is yang pernah membela Semen Padang.

Alasan, dipulangkannya Camara Is karena tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh trio pelatih GU Sasi Kirono, Zaenal Abidin, dan Zainul Arifin. Selain itu, pemain asal benua Afrika itu meminta kontrak lebih tinggi. “Karena alasan kedua kami pengurus telah memulangkan Camara dan sebagai gantinya akan dicara sambil jalan,” kata CEO PT Gresik United, Ali Mukhid, Kamis (15/12/2011).

Ia menambahkan, dengan tidak adanya satu legiun asing yang dimiliki Gresik United DU. Maka saat ini, tim hasil leburan Persegres dan Petrokimia Putra itu masih memiliki satu pemain asing yakni Mbom Elie eks stiker PSSB Bireun Aceh.

Selain mendepak satu legiun asing. Kebelasan Gresik United DU juga mencoret mantan kapten GU di kompetisi lalu yaitu Agustiar Ucok Batubara yang juga meminta kontrak lebih tinggi dibanding kompetisi lalu. “Khusus Ucok sebelumnya sudah saya paparkan nilai kontraknya. Namun, karena yang bersangkutan minta lebih tinggi maka pengurus melepasnya. Hal ini karena menyesuaikan anggaran pengurus tanpa subsidi APBD,” ungkap Ali Mukhid.

Sesuai rencananya, besok siang pengurus Gresik United (GU) divisi utama versi PSSI melaunching timnya. Dari 26 pemain yang telah diikat terdapat nama-nama eks GU musim lalu seperti kiper Khusnul Khuluq, Fadli Sanusi, Haryadi Sanusi, Hery Purnomo, dan eks striker Persebaya Wimba Sutan.

Fredy Mulli Incar Stopper Australia

Kendati Persegres (Gresik United) telah mengingkat stopper lokal berpengalaman seperti Lan Bastian, Mujib Ridwan, dan Ade Suhendra. Namun, komposisi tersebut dirasa masih belum cukup kokoh bagi pelatih Fredy Mulli. Pasalnya, kubu laskar ‘Joko Samudro’ masih berburu stopper asing khususnya dari benua Asia seperti Australia.

“Saya masih butuh stopper asing kalau bisa dari benua Asia karena sesuai kuota,” kata pelatih Persegres Fredy Mulli, Rabu (14/12/2011).

Fredy Mulli mengaku, saat ini timnya sudah memiliki beberapa stopper lokal. Tapi, sebagai melengkapi kuota yang diatur PT Liga Indonesia (LI) 3-2 dengan komposisi 3 pemain asing non Asia dan dua pemain asing dari Asia. “Sekarang sudah ada pemain asing yang sedang menjalani seleksi asal Korea Selatan yakni Ku Kyung Hyen eks Tangerang Volves. Tetapi, dari sisi postur kurang mendukung meski pernah bermain di Indonesia,” tuturnya.

Mantan pelatih Persebaya itu juga berharap timnya segera mendapatkan stopper yang berkualitas. Pasalnya, mulai dari penjaga gawang, tengah maupun depan sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Mengenai peluang pemain asal Korea Selatan Ku Kyung Hyen direkrut laskar ‘Joko Samudro’. Dijelaskan Fredy Mulli, dirinya belum bisa menerangkan sekarang karena dia Ku Kyung Hyen baru sehari menjalani seleksi. “Nanti saya lihat dulu perkembangannya karena baru seleksi sehari,” tandas Fredy Mulli

Ultras Dukung GU dan Persegres


ULTRAS – Ulah Terampil Rasional, julukan suporter loyal Gresik – bersikap bijak. Mereka mendukung total Gresik United dan Persegres Jaka Samudra.

Sikap seperti inilah yang patut diacungi jempol. Arek-arek akar rumput (suporter maupun wartawan) tidak ingin terseret dalam arus konflik kaum elite sepak bola Nusantara. Mereka menyikapi realita yang berkembang dengan pikiran yang baik (positive thinking).

Hal ini disampaikan oleh Sekum Ultras, Imam Junaedi Kusuma, kepada para wartawan yang meliput acara launching (pengenalan kepada public) tim Gresik United FC Divisi Utama PT LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo). Dua-duanya adalah asset berharga bagi masyarakat Gresik. “Tak hanya kedua tim itu, Ultras juga mendukung total tim U-17 Gresik atau tim U-21 Gresik. Bahkan juga tim bola voli Gresik. Tim olahraga apa pun kami dukung penuh,” tuturnya.

Persoalan dualisme pengelola kompetisi sepak bola professional: PT Liga Indonesia (LI) dan PT LPIS adalah persoalan para elite. Kalau toh mengusung risiko, itu risiko kaum elite. Tanggung jawab moral mereka. Dan, mereka harus bisa menyelesaikannya dengan baik. Jangan sampai para suporter dibawa-bawa dan dipecah-belah.

Fenomena kearifan Ultras, kearifan Bonek, dan semoga juga kearifan seluruh kelompok suporter, benar-benar mengagumkan. Kalau sudah begini, mereka bisa diibaratkan bagai Dewa yang berdiri di atas semua golongan, di atas kaum yang bertikai, mengamati dengan jernih, arif, sportif, fair(adil).

Inilah salah satu contoh betapa rakyat jelata lebih luas wawasan dan tinggi tingkat adaptasi dan persepsinya dibanding yang di atas sana. Mereka semakin cerdas. Tidak gampang digoyang, tidak mudah dipecah. Klub boleh dua, tapi Ultras tetap satu. Salam satu jiwa!

Para pecinta sepak bola lebih memikirkan nasib para pemain, para pelatih, dan proses pembinaan mereka. Kapan tim nasional Indonesia memiliki pemain-pemain kualitas Asia? Kapan pelatih Indonesia dihargai dunia internasional dan melatih klub J-League (Liga Jepang) misalnya.

Sementara itu, manajemen Gresik United FC Divisi Utama juga bersikap low profile (rendah hati). “Kami menghormati dan mendoakan agar senior kita (Persegres Jaka Samudra ISL) mencapai prestasi terbaiknya. Gresik United Divisi Utama adalah klub junior yang mengakomodasi pemain-pemain lokal terbaik Gresik. Pemain-pemain lokal terbaik yang tak tertampung di Persegres. Saya yakin mereka akan mampu menjunjung nama besar Gresik,” kata GM PT Gresik United, H. Hadi Kusono.

Yang terjadi adalah saling mendukung, bukan persaingan atau rivalitas tidak sehat. “Karena itu, kami meminta Pemkab Gresik jangan diskriminatif. Saya percaya Pak Bupati Sambari (Halim Radianto) adalah tokoh Gresik yang bijaksana. Problem belum adanya izin pakai Stadion Petrokimia Putra saya kira hanya masalah miskomunikasi. Saya yakin Gresik United bisa memakai Stadion Petrokimia sebagai medan kandang,” kata Hadi Kusono usai memberikan sambutan dalam acaralaunching tersebut.

CEO Gresik United (GU), Mohammad Ali Muchid SE MM, dalam sambutannya menjelaskan mengapa GU ikut Divisi Utama? “Sebulan lalu dalam rapat PSSI di Jakarta, saya dan Pak Mujiono (tokoh bola Gresik) hadir. Saya lupa tanggalnya, tapi hari itu adalah hari terakhir masa pendaftaran klub Divisi Utama LPIS,” katanya.

Waktu itulah beberapa tokoh Ultras, dia tak mau menyebut nama, menelepon Mujiono. Mereka menginformasikan bahwa Gresik United PT Persegres Jaka Samudra berganti nama jadi Persegres. “Karena itu, teman-teman Ultras meminta agar Gresik United didaftarkan saja di Divisi Utama PT LPIS. Yo, tapi nggawe duwike sopo mbiayai (memakai uang siapa untuk membiayai) klub GU Divisi Utama? Begitu jawaban saya kepada teman Ultras. Tapi mereka tetap ngotot, wis talah Bah sing penting didaftarno disik (Sudahlah Abah, yang penting didaftarkan dulu).”

Inilah awal niat dan tekad membentuk tim Gresik United Divisi Utama yang kini bernaung di bawah PT Gresik United. “Karena itu, sekarang saya ganti nagih janji. Karena saudara-saudara Ultras yang mendesak GU Divisi Utama dibentuk, kami jajaran manajemen meminta dukungan penuh saudara-saudara Ultras. Salam satu jiwa!” kata Ali Muchid dalam sambutannya.

Sekitar 100 Ultras yang hadir dalam acara launching itu langsung menyambut permintaan Ali Muchid dengan teriakan serempak: “Sampek matek tetep ndukung GU (Sampai mati tetap mendukung GU)!”

Acara launching dikemas sederhana, tapi meriah dan pekat nuansa persaudaraan. Tidak ada ucapan negative dan menyudutkan pihak lain. “Paling tidak kami sudah melakukan antisipasi. Kalau sampai Persegres kena skorsing, tahun 2013 turun ke Divisi Tiga, Gresik masih punya GU Divisi Utama,” ujar Ali Muchid.

Kita belum tahu apa yang bakal terjadi dalam 3 sampai 6 bulan ke depan. Perang strategi di Jakarta dan daerah semakin naik intensitasnya. Langkah antisipasi dilakukan dengan cara masing-masing. Semoga sepak bola Merah-Putih tetap berkibar. Seperti yang telah dilakukan oleh skuad Garuda Muda U-23 kita. Amin.

Joko Samudra Jinakkan Singo Edan 2-0

Tuan rumah Persegres tampil apik saat menjamu tamunya, Arema di Stadion Petrokimia, Gresik, Sabtu (17/12/2011) sore ini. Unggul dalam penguasaan bola, Agus Indra dan kawan-kawan sementara unggul 2-0. Arema sendiri sempat mendapat hadiah penalti. Tapi sang eksekutor, Marcio Souza gagal memanfaatkannya.

Tempo sedang dimainkan kedua tim di awal babak pertama. Peluang pertama tuan rumah hadir pada menit keempat melalui sepakan lemah Marwan Sayedeh. Tapi bola masih bisa diansitipasi kiper Arema, I Ngurah Komang. Sepanjang 10 menit babak pertama ini, permainan kedua tim cenderung imbang. Meski dalam segi serangan, anak buah Freddy Muli masih lebih unggul.

Sebuah sepakan luar kotak penalti dilepaskan Rodrigo Santoni menit ke-11. Tapi masih melambung di atas mistar gawang. Sempat tertekan, Persegres akhirnya mencetak angka di menit ke-15. Berawal dari heading Gaston Cantano, bola masih membentur mistar gawang. Bola liar langsung disambar Marwan Sayedeh dan gol, Persegres unggul 1-0.




Seiring hujan deras yang mengguyur Stadion Petrokimia, anak-anak Persegres semakin deras menghujani gawang Arema dengan serangkaian peluang. Tapi lantaran hujan yang sangat deras, pemain pun kesulitan mengontrol bola, apalagi kondisi lapangan juga licin. Setelah gol itu, permainan tuan rumah sulit berkembang karena kondisi lapangan yang licin. Arema perlahan coba membuka peluang. Sayang hingga menit ke-25, anak asuh Wolfgang Pikal belum mampu menyamakan kedudukan.

Sebuah peluang kembali didapat Persegres di menit ke-29. Kali ini lewat tendangan bebas Gaston. Sayang bola masih bisa ditepis kiper Arema. Peluang kedua Arema didapat di menit ke-32 melalui tendangan bebas Marcio Souza. Tapi bola masih melambung di atas mistar gawang. Marcio kembali membahayakan gawang Heri Prasetya di menit ke-35. Kali ini tandukannya masih meninggi di atas mistar gawang.

Gawang Arema kembali terkoyak di menit ke-36. Kali ini Jams Koko Lomel mencatatkan namanya di papan skor usai tandukannya, yang memanfaatkan tendangan bebas Uston Nawawi, tak mampu dibendung kiper Arema. Persegres pun unggul 2-0. Meski sudah unggul 2-0, tapi anak asuh Freddy Muli tak mengendurkan serangan. Petaka Persegres justru hadir di menit ke-44 saat Artus Assa menjatuhkan Firmansyah. Arema pun mendapat penalti. Sayang eksekusi Marcio masih bisa digagalkan Heri.

Masuk babak kedua, pelatih Arema, Wolfgang Pikal melakukan pergantian dengan memasukkan Feri Aman Saragih dan menarik Firmansyah. Hadirnya Feri sedikit cukup berimbas positif bagi tim. Namun melalui serangan balik, wing Persegres, David Faristian hampir saja membobol gawang Arema melalui sepakan lemah dari luar kotak penalti. Sayang peluang ini gagal berbuah gol.

Hingga 15 menit babak kedua berjalan, permainan Arema nampak lebih hidup. Serangan Marcio Souza dan kawan-kawan membuat kiper Heri Prasetyo bekerja keras. Menyerang sepertinya menjadi keharusan Arema. Apalagi mereka sudah kebobolan dua gol. Untuk itu Pikal memasukkan striker Dicky Firasat untuk menggantikan Gede Astawa yang notabene seorang gelandang bertahan.

Pada menit ke-64, Marcio ditunjuk sebagai eksekutor tendangan bebas. Kali ini bola masih bisa diamankan Heri Prasetyo. Heri kembali melakukan penyelamatan gemilang saat menepis tendangan Marcio di menit ke-65. Hingga menit ke-70, Persegres cenderung bermain bertahan dan menunggu melakukan serangan balik. Sebuah peluang didapat Dicki Firasat di menit ke-73. Tapi bola bisa diantisipasi Heri.

Pertandingan hari ini berjalan cukup keras. Hingga menit ke-75, sudah lima kartu kuning dikeluarkan wasit. Tiga di antaranya untuk Arema dan dua kartu untuk tuan rumah. Masuk menit ke-79, jalannya pertandingan sedikit terganggu karena asap kembang api yang dinyalakan suporter kedua tim. Gawang Arema yang berada di sebelah selatan pun hampir tak terlihat karena tertutup kabut asap.

Marcio untuk kesekian kalinya membahayakan gawang Persegres. Kali ini lewat tendangan bebas di menit ke-81. Tapi bola masih menyamping di sisi kiri gawang Ade Mochtar, kiper pengganti Persegres. Hingga pertandingan menyisakan lima menit, serangan Arema belum kendur. Menjelang laga berakhir sempat terjadi debat mulut antara Feri Aman Saragih dengan Marwan Sayedeh. Beruntung tak berujung bentrok. Hingga pluit panjang, skor 2-0 masih bertahan. Total tujuh kartu kuning dikeluarkan, empat untuk Arema dan tiga untuk tuan rumah.

Jumat, 16 Desember 2011

Freddy Muli Bungkam Janu!

SUMBAR yang beraroma over confidence Miroslav Janu, pelatih Laskar Joko Tingkir, berhasil dibungkam oleh Freddy Muli, arsitek Gresik United yang kini bernama Persegres (GU Persegres).

Pertandingan ini adalah bukti nyata bahwa pelatih lokal bisa menumbangkan pelatih asing! Memang, ini kemenangan tim dan perjuangan tim GU Persegres. Namun, sangat jelas perubahan strategi yang dilakukan Freddy Muli di babak II berhasil membawa klub debutan ISL, GU Persegres, memenangkan laga atas tim mapan Persela yang diarsiteki pelatih asing berkelas. Ini bukti nyata bahwa pelatih lokal pun juga berkelas! GU Persegres menang 3-2 (1-1) atas Persela (yang 6 Desember lalu sukses menumbangkan Arema Indonesia 1-0).

H-1, Jumat pagi 9 Desember, ketika memimpin arek-arek Persela menjajal lapangan di Stadion Petrokimia Gresik, Miroslav Janu berkoar: “Tiga poin lagi di Gresik!” Seolah klub debutan Gresik ini dengan mudah takluk begitu saja.

Jumat (9/12) malam, ketika diberitahukan bahwa Miroslav Janu optimistis akan menang lagi di Gresik, Freddy Muli tersenyum. Tidak gusar dan tidak emosional. “Mungkin Janu menyangka banyak pemain pilar Persegres yang tidak bisa main. Wajar saja dia berkata begitu. Tapi, lihat saja nanti di lapangan,” ujar Freddy.

Hebat! Persiapan GU Persegres amat mepet. Hanya dua minggu. Rekrutmen pemain asing juga terjadi di hari-hari mendekati awal kompetisi. Langsung tur maut ke kandang Persiwa Wamena (1 Desember) dan Persipura (5 Desember). Tiba di Wamena tanggal 1 Desember pagi, sorenya langsung tanding. Dalam kondisi yang amat payah, GU Persegres kalah 2-4. Kalah , tapi bisa menyarangkan 2 gol ke gawang Persiwa. Bandingkan dengan hasil laga Persiwa versus Persiba Balikpapan (tim mapan dengan persiapan panjang) 2-0. Kalah 2 gol dan Persiba tidak mampu menyarangkan 1 gol pun. Antiklimaks bagi Persiba yang sukses mereka menahan seri Persipura 3-3 di Stadion Mandala Jayapura.

Di kandang sang juara ISL 2010-2011, Persipura, GU kalah lagi 1-3. Kalah, tapi masih bisa menyarangkan 1 gol. Itulah sebabnya asisten pelatih Persipura, Metu Duaramuri, berkata: “GU adalah tim yang bagus. Bukan sembarang tim yang bisa membikin gol di kandang Persiwa.”

Kemenangan perdana di kandang sendiri atas Persela memiliki arti yang sangat penting bagi GU. Selain meninggalkan posisi juru kunci klasemen, moral tempur para pemain GU kembali bangkit. Secara bertahap, grafik permainan arek-arek GU Persegres naik. High pressure yang diterapkan Freddy Muli di babak II, hasilnya positif. Dan, ini yang tak kalah penting, mesin gol Cristian Gaston Castano sementara ini bertengger di puncak “klasemen” top scorers.

Satu lagi yang sangat penting, ternyata dulur-dulur Ultras membanjiri Stadion Petrokimia Gresik. Mereka tidak memboikot, mereka akhirnya tidak tega membiarkan skuad GU Persegres berjuang sendiri di “rumahnya.” Alhamdulillah.

ULTRAS GRESIK Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.